Si Kikuk dan Gadis Manis

Source: Google.com

Hello Netters!

Program 'sehat' gue udah berjalan seminggu lebih nih, alhamdulillah. Gue udah menghilangkan kebiasaan gue pagi-pagi pacaran maenin laptop. Gue tau itu gak sehat. Saat pagi hari udara lagi seger-segernya, bagus banget buat kesehatan lo. Gue sekarang menyempatkan diri untuk olahraga minimal 20 menit sebelum rapih-rapih dan berangkat kuliah.


Baydewey gue bikin tulisan ini diiringi 'sound track' yg bagus banget. Bukan, bukan suara dentingan merdu titik air hujan yg turun menerpa genting. Tapi... 'Tahu bulat digoreng dadakan cuma lima ratusan, yang mau tahu tahunya nih masih hangat cuma lima ratusan!!'. Siapa yg dirumahnya gak ada kang tahu bulat? ~Berarti wilayah lo belom diekspansi koloni tahu bulat bersayap *loh.

Ngomong-ngomong soal tahu, gue lagi gak mau ngomongin tentang itu. Gue mau sedikit berdongeng, tentang 'Si Kikuk dan Gadis Manis'. Jujur aja nih, ini adalah cerita asli pengalaman gue. Tapi gue kasih aktor biar kesan dongengnya dapet, dan lo bisa tidur pulas.

Si Kikuk ini adalah pengagum berat Si Gadis Manis. Padahal si Gadis Manis bukan artis sinetron kejar tayang. Tapi si Kikuk sangat mengagumi dia. Selain dia manis, ada hal lain yg bikin si Kikuk kesemsem mabuk kepayang. Sikap 'tak banyak bicara tapi gesrek' si Gadis Manis telah memikat hati si Kikuk.

Yang pernah jatuh cinta pasti pernah ngarasain jadi 'orang gila' ketika dapet 'chat' dari orang yg disuka. Begitu juga yg dilakukan si Kikuk. Setiap kali si Gadis Manis 'chat' si Kikuk, pasti si Kikuk mendadak gila. Antara girang sama bingung harus bales apa. Padahal si Gadis Manis cuma nanya hal sederhana, 'besok lo kuliah sore gak?'. Tapi ya namanya orang jatuh cinta, takut bersikap salah ke orang yg disukainya. Meski ujung-ujungnya, malah hal bodoh yg dilakuin.

Pernah suatu hari si Kikuk dan si Gadis Manis janjian untuk ke kampus bareng. Mereka berniat untuk 'nugas' di perpustakaan. Entah udah berapa kali pagi itu si Kikuk bulak-balik ke kamar mandi. Perasaan grogi membuat sistem pencernaan si Kikuk bekerja lebih cepat. Bikin dia mules lagi mules lagi.

Padahal si Kikuk udah rapih dan tinggal berangkat. Janjian pergi jam 9 sepertinya hanya sekedar formalitas aja. Ketika si Kikuk nanya si Gadis Manis 'udah rapih apa belom?', ternyata doi baru bangun. Hhhh, it's gonna be alright kuk, gonna be alright...

Untungnya si Kikuk ada keperluan lain sebelum menjemput si Gadis Manis. Meski pada akhirnya si Kikuk harus nunggu juga.

Dipinggir jalan tepat di bawah pohon ceri tomat yg rindang si Kikuk menunggu si Gadis Manis. 30 menit menunggu seperti 10 menit yg dirasakan si Kikuk. Grogi yg menghantuinya gak kunjung usai. Maklum, terakhir ketemu si Gadis Manis itu sekitar 3 tahun yg lalu. Berdasarkan foto dp bbmnya sih gak ada yg berubah dari si Gadis Manis. Hanya mungkin model jilbabnya aja yg sedikit lebih stylist.

Gak lama si Gadis Manis muncul. Dari kejauhan, wajah manisnya telah membuat jantung si Kikuk berdegup lebih cepat. Beruntung dia gak punya riwayat masalah jantung. Hanya saja momen itu membuat si Kikuk lebih memilih naik halilintar 7 kali daripada bertemu sang pujaan hati. Perut si Kikuk makin mules gak karuan. 'Harus gimana nih? Harus ngomong apa nih? Harus ahhh gue mau mati!' Pikiran si Kikuk kacau layaknya kekacauan disidang paripurna tempo lalu.

Tapi...senyum si Gadis Manis dari kejauhan merontokkan kekalutan dihati dan fikiran si Kikuk. Damai rasanya melihat senyum itu. Senyum yg gak berubah semenjak terakhir ketemu, 3 tahun yg lalu.

'Yuk langsung berangkat!' Ajakan si Gadis Manis membuyarkan lamunan si Kikuk tentang nostalgia 3 tahun yg lalu.

Sepanjang perjalanan, yg dirasa si Kikuk hanya nyaman, nyaman, dan nyaman. Kekacauan hati dan fikirannya gak dirasakan lagi. Yg ada hanya harapan agar waktu berjalan dengan lambat. Si Kikuk gak mau semua berakhir, 'izinkan aku lebih lama lagi'. Bisikan doa si Kikuk tak henti-henti diucapkannya ingin agar momen ini tak berakhir.

Suasana lebih mencair ketika obrolan-obrolan kecil memecah keheningan antara si Kikuk dan si Gadis Manis. Perpus tempat mereka 'nugas' menjadi saksi bisu si Kikuk benar-benar Kikuk! Dari dia salah ambil tas jinjing tempat laptop sampai mati gaya ketika si Gadis Manis bilang bahwa si Kikuk mantannya kepada teman yg kebetulan bertemu disana. Tugas yg seharusnya selesai saat itu malah sama sekali gak tersentuh. Si Kikuk malah sibuk 'bergelut' dengan hati dan fikirannya ketika ada didekat si Gadis Manis. Entah apa yg harus dia bicarakan, tapi dia ingin bisa lebih akrab dengan si Gadis Manis. Pernah ada keinginan untuk mengutarakan perasaan, tapi itu masih terlalu dini. Untuk yg baru ketemu lagi setelah 3 tahun tak bersua, masih terlalu cepat untuk itu.

Entahlah hari itu waktu berjalan begitu cepat. Si Kikuk sedikit gak rela ketika menatap langit yg menarik senjanya. Perasaan si Kikuk melesu. Karna dia tau mungkin ini yg terakhir kali dia bisa sedekat ini dengan si Gadis Manis, sang pujaan hati. Sampai pada akhirnya, si Kikuk harus berpisah dengan si Gadis Manis.

Tepat dibawah gapura pertigaan jalan, dan gapura itu jadi saksi bisu perpisahannya. Sekali lagi senyum si Gadis Manis mengembang diwajahnya ketika mereka saling bertatapan. Sama percis, ketika 3 tahun yg lalu ~Dia tersenyum lalu pergi meninggalkan si Kikuk yg hanya bisa menatap punggungnya yg semakin berlalu dan menghilang diantara bangunan. Hal itu terjadi lagi hari ini. Si Kikuk menghela nafas, lalu menatap langit. 'Apa aku harus menunggu tiga tahun lagi untuk melihat senyum yg sama?'