Happy move on!!
Terkadang gue belum sadar maksud, tujuan dan arah hidup gue
kemana. Banyak yang bisa gue lakukan di dunia ini. Semua serba ada. Serba
berlimpah. Serba berkecukupan. Tapi apakah gue sebagai manusia merasa puas?
Karna sifat alami manusia yang “tidak pernah puas” untuk mendapatkan kenikmatan
yang ada di dunia. Yang dekat atau jauh, yang mudah atau sulit. Semua akan
didapat manusia karna diberi akal untuk berfikir. Dan maksud semua yang
dilakukan apakah itu arti kehidupan yang sebenarnya? Gue yang belum jadi apa-apa.
Belum bisa membanggakan diri sendiri apalagi untuk orang lain termasuk keluarga
gue. Karna apa yang gue harapkan belum sebanding dengan apa yang gue dapatkan.
Semua serba kurang. Belum perfect.
Dan gue masih berharap lebih. Hidup gue yang belum apa-apa di dunia apakah tak
berguna juga di akherat? Berawal dari yang sederhana. Seperti mengerjakan
perintah dan menjauhi larangan NYA. Apakah sudah? Tentu gue hanya bisa
introspeksi diri. Apa saja yang gue lakukan selama ini di dunia yang fana ini?
Banyak kesalahan yang gue lakukan. Untuk diri gue sendiri bahkan orang lain!
Yah gue bukan tuhan yang sempurna. Tapi apakah bisa gue jadi yang terbaik bagi
umat? Hanya tuhan yang tahu. Dan gue yang berusaha. Karena hidup harus
diusahakan. Jangan menunggu ‘umpan’ lalu kita menangkapnya. Ingat! Gue gak
hidup sendiri. Banyak orang yang berusaha sama dengan gue. Menjadi yang
terbaik. Terbaik dimata umat dan terbaik dimata tuhan. Semua berusaha untuk
memanfaatkan ‘umpan’ itu. Tapi yang berhasil adalah orang yang kuat, teguh,
tegas dan punya prinsip. Sedangkan orang ‘plinplan’ dan tak punya prinsip kaya
gue hanya tertendang oleh meraka-meraka yang mampu bertahan. Maka gue mencoba
untuk mencari ‘umpan’ itu. Bukan menunggu. Sekecil apapun itu. Setidaknya ada
secerca harapan dan pengalaman yang gue petik meski akhirnya gagal bertahan.
Apalah arti usaha bila ada kegagalan? Seperti banyak orang bijak mengatakan
bahwa “kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda”. Apakah setiap kegagalan
yang gue terima adalah keberhasilan yang tertunda? Kenapa harus sering terjadi?
Dan gue bisa begini karna apa? Karna gue belum memaksimalkan akal yang tuhan
kasih ke gue. Akal adalah media untuk gue berfikir. Memikirkan kegagalan yang
terjadi disetiap kali gue mencari ‘umpan kehidupan’. Agar tidak jatuh pada
lubang yang sama. Dan menjadikan kegagalan sebagai pengalaman yang pahit dan
akan manis dikemudian hari. Kapankah gue merasakan manisnya keberhasilan? Hanya
diri gue yang bisa menentukannya. Entah itu cepat atau lambat. Tergantung dari
usaha yang seharusnya gue lakukan untuk mencapainya. Gagal? Usaha lagi. Karena
salah satu sifat manusia yang terkadang harus gue latih adalah “Pantang putus
asa”. Apalah arti putus asa jika kita punya ambisi? Ambisi untuk jadi yang
terbaik? Ada kutipan kata bijak yang pernah gue denger bahwa “Ambisi dapat
menghancurkan kita, Tapi mimpi dapat membangun kita untuk jadi lebih baik”.
Hubungan antara mimpi ambisi dan harapan bisa membuat gue hancur. Jika tidak
menggunakan akal. Akal berperan sebagai penyeimbang antara mimpi kita meraih
kesuksesan, ambisi untuk jadi yang terbaik, dan harapan untuk masa depan yang
lebih indah. Hidup itu dapat membangun dan dapat menjerumuskan. Tinggal gue
yang memilih jalan mana yang akan ditempuh. Membangun diri gue atau malah
menjerumuskan. Sekali lagi akal sangat diperankan untuk menentukan hal ini.
Karna begitu berartinya akal yang dikasih tuhan ke gue membuat akal lebih
bermanfaat dan berguna dalam menentukan arti hidup gue yang sesungguhnya. Dan
arti sesungguhnya kehidupan adalah untuk berusaha mencari ‘umpan’, menentukan
arah hidup menggunakan akal dan memanfaatkan dengan sebaik-baiknya akal itu
untuk menjadi yang lebih baik.
Comments
Post a Comment