"Hari demi hari terlewatkan begitu saja. Tanpa ada kenangan yg menyertainya. Banyak hal yg tak bisa aku jelaskan. Alasan kenapa aku ditinggalkan. Aku terdiam. Menatap setiap tetesan embun dipagi hari. Melihat refleksi diriku didalamnya. Ya. Jelas aku ditinggalkan. Tak ada hal yg istimewa yg pantas untuk dipertahankan. Ya. Aku cukup tahu diri. Cukup merelakan semua terjadi.Beberapa hari berlalu. Hari-hari begitu kacau. Banyak 'hutang' yg belum terselesaikan. Banyak hal yg terbengkalai begitu saja. Semua terasa lesu. Tak bergairah. Bahkan aku berfikir untuk mengakhirinya saja. Diam mengajarkan aku banyak hal untuk aku renungkan. Banyak hal yg perlu aku rubah sebelum meminta hati yg aku sayangi.Tiga kali aku merasakan sakit yg sama. Tiga kali pula aku harus berusaha mati-matian untuk menyembuhkannya. Luka yg tak bisa disembuhkan begitu saja. Aku terus berlari dan berlari. Sampai rasa sakit itu lelah mengejar kembali. Namun aku terjatuh. Hingga sakit itu datang menghinggapi lagi. Aku harus bagaimana? Apa aku harus mematikan rasa yg ada? Biar sakit sekali, dan tak perlu aku rasakan lagi."
 |
| https://pixabay.com |
Itu adalah isi dari draft yang tersimpan beberapa bulan lalu. Gak sanggup gue lanjutin, dan gue simpen gitu aja. Dari isi draft tersimpan itu gue baru sadar, ternyata gue cengeng. Apalagi kalo masalah asmara. Ternyata gue paling rapuh. Butuh waktu lama buat gue sembuh dari luka patah hati. Padahal sebagai cowok, mungkin itu hal sepele yang bakal ilang dalam sekejap mata. Tapi ngga buat gue. Masalah hati, adalah masalah berat buat gue. Mungkin error 'bejibun' di program yang lagi gue bikin kalah rumit sama masalah hati. Tapi gue bersyukur perlahan tapi pasti luka itu ilang, meski bekasnya masih ada.
Dua bulan gak nulis blog lagi lumayan bikin gue kaku nulis dan gak ada ide mau nulis apa. Sempet kepikiran mau nulis tentang cerita mie ayam dan nasi uduk, tapi itu hanya sekedar ide. Masih untung ada satu artikel tentang Mie Ayam Story, dan gue belum lanjut lagi ke cerita mie ayam - mie ayam selanjutnya. Apalagi cerita tentang nasi uduk.
Dua bulan gak nulis blog lagi bikin pangling. Padahal baru dua bulan, blogger.com udah banyak berubah. Terutama tampilan depan blogger.com - nya, lebih cihuy dan ajib. Pas gue scroll kebawah muncul gambar-gambar iconic dengan animasi kekinian ala website jaman sekarang, lebih dinamis. Pas masuk ke dasbor juga gue pangling. Banyak berubah di dasbor gue sekarang. Ini ibarat lo bertahun-tahun tinggal di kampung halaman, terus lo merantau ke kota bertahun-tahun, pas lo balik, semua berubah drastis dari sebelumnya. Misalnya, banyak indomart dan alpamart dimana-mana. Selain itu juga teks editor buat nulis juga cihuy, ada beberapa icon tambahan buat nulis sama label posting as buat nunjukin postingan ini ditulis oleh siapa. Padahal blog gue cuma gue sendiri yang ngelola.
Satu hal yang gak berubah dari dasbor blog gue, viewer blog gue gak nambah-nambah.
Ohiya, sebenernya ini bukan bikin artikel baru. Tapi ini adalah artikel Draft Yang Tersimpan yang gue edit ulang dengan membiarkan isinya (isi intro) tetap terjaga, dan gue tambah dengan tulisan yang baru, biar gak keliatan cengeng-cengeng amat.
Jadi gue kepikiran lagi mau nulis blog setelah sekian lama terbengkalai soalnya gue bentar lagi mau skripsi. Itung-itung latihan nulis dan berimajinasi, gue mau bikin cerpen yang panjaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaang, kaya tulisan 'panjang' barusan. Konsep ceritanya udah ada, gak bakalan jauh dari masalah cinta-cintaan yang gue ambil dari kisah nyata gue ketika duduk dibangku taman sekolah yang terdiri dari beberapa part. Aktor utamanya pake nama gue sendiri, tokoh lain dengan nama fiktif, tempat kejadian yang fiktif, dan properti-properti lain yang mungkin fiktif juga. Jadi gue harap gak ada yang tersinggung atau merasa gue cerita tentang kehidupan orang lain. Anggep aja sebagai hiburan pembaca setia blog gue.
Mungkin untuk saat ini cukup segini dulu deh. Next time mungkin gue lanjutin, atau mungkin gue langsung mulai serial cerpen gue. See you...
Comments
Post a Comment